Senin, 26 Januari 2009

Belajarlah dari seekor semut

Dan sungguh , Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penjelasan, dan contoh-contoh dari orang-orang terdahulu sebelum kamu dan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa”.(QS.24:34)

Banyak hal yang dapat kita pelajari dari alam. Allah SWT telah mengingatkan berulang agar manusia dapat mengambil pelajaran dari seluruh ciptaanNya. Salah satunya pelajaran dari hewan yang bernama : SEMUT. Ada empat hal yang mengagumkan dari seekor semut sehingga hewan ini begitu istimewa. .Pertama, semut tidak mengenal kata menyerah dalam mencari cara untuk mencapai tujuan. Apabila ia menghadapi rintangan saat sedang menuju ke suatu tempat, ia akan berusaha mencari jalan lain agar bisa sampai di tempat yang dituju. Ia akan berbelok ke kanan atau ke kiri, turun ataupun naik, bila diperlukan ia akan berputar dan terus mencari jalan lain untuk mencapai tujuannya. Kedua, Semut senantiasa memikirkan hari depan. Semut mengetahui bahwa musim panas pasti akan berakhir, musim hujan akan tiba. KArenanya selama musim panas semut tidak pernah berhenti mengumpulkan makanan untuk persediaan di musim hujan, Ketiga, semut selalu berpikir positif dan penuh semangat untuk mencari peluang. Selama musim hujan berlangsung semut senantiasa bersemangat menunggu musim panas tiba. Bila hujan berhenti walaupun sejenak semut-semut akan segera berhamburan keluar dari sarangnya untuk mengumpulkan makanan. Keempat, semut selalu berusaha melakukan semaksimal mungkin yang ia bisa lakukan.Ia terus dan terus mengumpulkan makanan semampu yang ia lakukan.Ia tidak pernah membatasi kapasitas dan kemampuan dirinya . Yang terakhir, Semut selalu berusaha bekerjasama dan saling membantu dengan sesama . Hal ini dapat dibuktikan dalam kisah Nabi Sulaiman yang mendengar percakapan semut sebagaimana tertuang dalam Al Qur’an Surat 27 : 18 yang berbunyi :
Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut ,”Wahai semut-semut!masuklah ke dalam sarang-sarangmu,agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari”
JAdilah seperti semut : tidak mudah menyerah, berpandangan maju, berpikir positif dalam memanfaatkan peluang, senantiasa bekerja optimal dan meningkatkan kapasitas dirinya serta selalu saling mengisi bahu membahu dengan sesamanya .
Wallahu’alam bishawab.

Sabtu, 24 Januari 2009

MENYIKAPI PERUBAHAN

Kita sering terkejut saat terjadi perubahan dalam kehidupan kita. Semua rasa menyatu. Tidak karuan. Namun ada satu rasa yang paling dominan menguasai yakni perasaan khawatir. Perasaan khawatir muncul karena kita tidak mengetahui kelanjutan dari perubahan yang akan atau yang sedang terjadi. Apakah berdampak positif atau negatif bagi keberadaan diri kita. Ibarat masuk ke dalam gua tanpa cahaya, gelap, tak mampu ditembus mata. Hanya meraba dan menduga-duga peristiwa yang akan kita terima.
Perubahan pasti kita akan alami dimanapun dan kapanpun selama masih hidup di dunia. Semenjak bayi beranjak menjadi anak-anak, menjadi remaja lalu dewasa merupakan siklus perubahan yang secara alamiah kita hadapi.
Perubahan alamiah lebih mudah diterima oleh jiwa kita. Namun bagaimana dengan perubahan yang tiba-tiba. Perubahan kepemimpinan, perubahan organisasi, perubahan politik dan kekuasaan telah memporak-porandakan berjuta jiwa manusia di dunia. Mulai dari perasaan gembira sampai dengan perasaan khawatir dan was-was telah merasuk dan merusak jiwa manusia.
Saat kIta terperangkap dalam zona nyaman dan aman dalam kehidupan,sungguh luar biasa sentuhan Sang Pencipta, lewat sentuhan tanganNya, telah dihadirkan perubahan yang di hadirkanNya dalam sendi-sendi kehidupan kita.Jiwa kitapun meronta dalam kekhawatiran dan ketakutan.Hati kita mencari-cari pegangan . Mata kita berusaha mencari sumber cahaya. Agar tak terjebak dan terperangkap dalam gelap. Sungguh luarbiasa makna perubahan. Saat kita sedang enak-enak dalam kedudukan dan kenyamanan, kita dipaksa bangkit dan berlari.Bayangkan jika kita tidak pernah menyiapkan diri untuk siaga setiap saat. Bayangkan jika kita tak memiliki keimanan dalam dada dan ilmu dalam jiwa. Kita akan menjadi korban perubahan. Bersiagalah terus, jangan terlena dalam nyaman dan kelimpahan. Sesaat lagi perubahan akan segera memasuki kehidupan kita.